Best Moment in 2018

Assalamu'alaikum wr wb

Apa kabar?? Lama ga ketemu ya.. sampe berkarat ni blog ga kunjung di urus urus lagi. Maklumin aku yang tengah dimabuk cinta ☺. Yap! Tanggal 21 Desember lalu, aku baru saja melangsungkan akad nikah dan dilanjutkan dengan rangkaian resepsi pernikahan sampai puncaknya tanggal 26 lalu. Kesimpulannya, LELAH sekali dindaaaπŸ˜₯πŸ˜₯.. Tapi yaahh, Alhamdulillah semuanya berjalan lancar sampai akhir. Walau sampe naik betis rasanya.

Ok lanjut ke tema challenge yang seperti biasa diakhir tahun kita mau nulis tentang best moment sepanjang tahun 2018 ini. Sebenernya selain acara ditahun ini, ga ada yang begitu jadi best moment si.. Yang ada, saat-saat melelahkan menghadapi tekanan kerjaan. Karena disepanjang tahun ini, aku ga ada libur. Kalaupun ada, dihabiskan dengan tidur atau nonton anime seharian. Pas milad tahun ini pun, ga ada yang istimewa. Bahkan ga istimewa sama sekali. Kagak ada yang ngucapin secara langsung ataupun ngasi hadiah. Kosong aja gitu..

Yyee malah curhat

Skip

Jadi, best moment di 2018 ini kayaknya cuma ada di akhir tahun ini aja si..

1. 21 Desember 2018

Banyak yang pen aku ceritakan ditanggal 21 ini. Mungkin detailnya bakal aku tulis di cerita lain aja ya nanti. Yang jelas, kebahagiaan membuncah sampai ke relung hati yang terdalam. Disini aku melihat semua orang menatapku dengan mata berkaca-kaca. Aku seperti merasakan kasih sayang yang tiada taranya. Dari siapapun yang hadir saat itu. Yang tua yang muda, semuanya memancarkan aura kasih sayang. Bahkan orang-orang yang selama ini bersikab tidak baik dengankupun aku melihat ada segaris air mata dipipinya. Sampai tak dapat berucap, sampai tak dapat menatap. Dimulai dari acara minta doa restu ke mami, dan semua kakakku sebelum proses akad dimulai, sekita suasana berubah haru biru. Entah kenapa semua orang menangis melepas detik-detik terakhir masa lajangku. Entah itu air mata bahagia, entah itu air mata kesedihan akupun tidak bisa membedakan. Bahkan, ada getaran disetiap tangan saudaraku yang aku simpuhi. Tangan mereka bergetar sungguh hal yang tidak biasa kurasa.
Kemudian, proses akad dimulai. Karna mengikuti tradisi melayu dan akupun menginginkan kesyar'ian acara akad ini, tidak seperti pengantin pada umumnya. Aku sebagi pengantin perempuan hanya menunggu didalam kamar sampai ijab qabul selesai. Datanglah saat dimana mamas yang jadi waliku harus mengucapkan beberapa kalimat menanyakan kesediaanku untuk pernikahan ini didepan penghulu. Lagi, ketika menjabat tanganku, aku merasakan tangannya bergetar hebat, bahkan aku sampai merasakan detak jantungnya. Matanya terus berkaca-kaca. "Wahai adikku, bersediakah kau aku nikahkan dengan ..... " lisannya seakan tak mampu mengucapkan kalimat ini dengan baik.
Sampai acara ijab qabul dimulai, dengan mantap suamiku berhasil dipercobaan kedua. Alahmdulillah, aku sujud syukur diikuti adik-adik seperjuanganku yang datang menempuh jarak 11 jam perjalanan demi menyaksikan hari itu. Alhamdulillah...

25 Desember 2018

Ini juga termasuk kedalam acara adat yang harus aku ikuti sebagai anak cucu melayu. Aku mengenakan baju adat melayu kuning terang. Dihiasi sunting bak mahkota kerajaan. Aku senang masi tetap bisa terlihat syar'i dengan hijabku. Walau aku sempat membuat tim tata rias kebingungan menghadapi keinginanku yang tak biasa. Dimulai dari proses berandam (proses pengantin perembuan harus dicukur bulu-bulu diwajah dan lehernya. Termasuk alis). Sedangkan didalam islam, seorang perempuan tidak boleh mencukur alisnya. Kali ini aku harus berurusan dengan datuk-datuk. Bagaimanapun caranya, aku harus melewati proses ini. Akhirnya semua berjalan sesuai rencanaku, dan aku terbebas dari randam ini. Aahh sungguh luar biasa aku ternyata aku mampu memberikan pemahaman yang tentu sangat sulit diterima orang-orang terdahulu.
Masuk keacara inti cacah inai. Begitu ramai yang datang. Bahkan katanya, ini proses cacah inai teramai yang pernah ada dikampung ini. Aku baru tahu, selain aku, ternyata suamiku juga banyak yang sayang 😊😊😊..

26 Desember 2018

Akhirnya masuk keacara puncak. 1400 undangan tersebar. Alhasil, aku sampai naik betis karna lama berdiri menerima ucapan selamat dari tamu undangan. Antrianya panjang sekali. Aku bertemu teman-teman SMP lamaku. Mereka dataaaang. Mereka memelukku hangat. Lagi lagi tak tahan rasanya menahan air mata. Dan yang paling buat air mataku terpaksa mengalir adalah saat suamiku dipeluk pamanku yang ternyata dulu pernah bekerja sama dengan suamiku. Katanya dia sangat bersyukur ketika tahu, suami inilah yang akhirnya jadi pendampingku. Aku baru kali ini melihat orang berewokan menangis haru gini hehehehe.


Yappp, kayaknya itu dulu ya..

😊😊😊😊

Dadaaahh

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan