Rindu Tak Bertuan

Rindu yang tak bertuan

Mungkin kalimat itu yg dapat melukiskan perasaan ku dan kakak saat ini.
Ntah itu benar ntah tidak, yg pasti kalau kakak masih seperti yg dulu maka kemungkinan yg kita rasakan sama..
Dalam sendiri aku sering mencari-cari sesuatu yang hilang dalam hidup, hati bahkan pandangan ini.
Setiap hari ada banyak jiwa yg hadir dalam hidup, ramai sebenarnya. Tapi ntah mengapa masih ada saja ruang kosong yg terasa mengganjal bukan??

Keadaan ini lebih menyusahkan jika dibandingkan dengan perasaan sedih atau sebuah tangisan. Karna kalau tangisan tentu kita akan tau siapa tuan dari tangisan itu.
Tapi jika kekosongan dan kehampaan yang terjadi dalam segumpal daging yg bertugas untuk menyaring racun itu, maka itulah yang menjadi keadaaan sesulit-sulitnya hati.

Tertawa, terus berjalan mencari kegiatan2 yg dlu pernah menghadirkan rindu, mendengar suara dan lain-lainnyanyaa, tapi tetap saja kosong, apa penyebabnya??? Mungkin ruh itu sudah tidak terpaut lagi pada servernya kak, sehingga apa pun yg kita lakukan untuk memanggil rindu-rindu itu, maka dia takkan pernah membekas di hati lagi...

Satu-satunya jalan adalah mengembalikan panggilan-panggilan rindu itu dengan memautkannya lagi pada servernya. Aku berdoa semoga Allah kembalikan hati-hati yg berserakan, dan menunjukkan tuan dari rindu ini... Apapun bentuknya rindu itu, semoga Allah meridhoi rindunya, begitu juga kakak jika merasakan hal yg sama, semoga Allah memberi jalan untuk rindu itu kembali pada tuannya .. (Soni Rohima Daulay)

~ ~ ~ ~ ~ ~
Surat cinta dari seseorang ini setidaknya buat hati aku aga ringan. Melegakan. Terasanya ada yang bisa mengerti tentang perasaan yang selama ini tak sanggup diutarakan. Apa yang sebenarnya bisa membuat hati kembali berbunga-bunga. Ada ghiroh yang membuat kita selalu punya alasan untuk tetap menjalani hari dengan sepenuh hati. Suka cita.

Surat cinta ini rasanya jadi jawaban dari perasaan rindu yang selama ini entah ditujukan kepada siapa. Banyak sebenernya yang hadir mengisi relung-relung hati. Tapi entah kenapa, masih ada satu ruangan yang terus kosong. Dulu, ruangan itu rasanya sempat terisi. Duluu sekali. Ketika kita masih disibukkan dengan target. Target amalan yaumiah, target binaan, tanggung jawab terhadap amanah, sampai akhirnya kita menemukan kalimat "ana ukhibbukifillah" itu. Saat ruh kita saling berpegangan, saat kita saling mendoakan, berkumpul karna Allah, mungkin saat itulah ruang dihati semuanya terisi penuh. Rindu itu selalu menemukan tuannya.


Walau sedikit kemungkinan mereka membaca tulisan ini, tapi semoga perasaan ini sampai ke relung hati semuanya. Siapapun yang pernah melingar bersama, tertawa dilingkaran cinta, khusuk ditaman-taman syurga, apapun sebutan untuk lingkaran itu, yang jelas lingkaran tempat kita menggali ilmu, menjaga iman, dan tentu saja bersama-sama berfikir untuk kebaikan orang lain. Hari ini, "aku benar-benar merindukan kalian".

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan