06 Juni 1952



Ditanggal ini ia dilahirkan sebagai anak pertama dari pasangan orang tua bersuku campuran melayu dan jawa. Ayahnya melayu Riau, dan ibunya jawa campuran jawa tengah dan jawa timur. Dari ceritanya, ayahnya keturunan bangsawan raja narasinga II, sedangkan ibunya adalah seorang wanita jawa yang sederhana. 

Ia mempuanyai 5 orang adik yang masih kecil-kecil saat ibunya meninggal dunia. Bahkan adiknya yang paling kecil ditinggalkan ibunya saat masih menyusui. Ia bercerita, satu hari saat ibunya meninggal, ibunya masih terlihat baik-baik saja. Hanya mengeluh demam sedikit dan memintanya untuk membelikan sesuatu ke warung. Namun tak disangka, tak lama setelah itu ibunya menghembuskan nafas terakhirnya.

Tidak mempunyai ibu diusia remaja, menjadikan ia harus menjadi pengganti ibu bagi adik-adiknya. Bahkan konon, juga sebagai ayah. Karena ayahnya yang terbiasa hidup layaknya seorang bangsawan tidak mau bekerja. Jadi mau tidak mau, ia yang harus berjuang sendiri bersama adik-adiknya. Tapi aku salut, karna waktu itu ditahun 60an, ia tetap menyelesaikan sekolah dasar dan hampir melanjutkan sekolah lagi. Namun ternyata lagi-lagi ia harus menelan pil pahit karna di tipu pamannya sendiri.
Tapi setidaknya, ia berhasil menyekolahkan adik-adiknya sampai SMA.

Aku sangat tertarik dengan cerita masa mudanya. Ternyata, di masa muda (umur 15 keatas) ia banyak mengabiskan waktunya sebagai musisi. Walau pekerjaan utamanya adalah petani. Ia seorang gitaris sebuah band terkenal dikampung itu. Selalu mengisi acara-acara pernikahan atau acara-acara yang diadakan oleh kampungnya. Aku membayangkan, mungkin saja ia memiliki banyak fans 😁. Dari ceritanya lagi, waktu itu band papan atas yang diodalakan orang-orang adalah koesplus. Dan mereka itu sudah seperti koesplusnya kampung itu 😊. Akupun pernah ia tunjukkan sebuah foto kenang-kenangan grup band nya yang berpose seperti pose disampul album koesplus masa itu. Yah walaupun fotonya sudah menguning karna termakan zaman.

Cerita lainnya tentang bagaimana ia mendapatkan wanita pujaan hatinya. Ternyata ia termasuk orang yang beruntung. Saat itu, ternyata ia kalah cepat dari pesaing-pesaingnya. Ia datang di malam hari menemui orang tua dari wanita yang ingin ia sunting. Namun ternyata, disiang dan sore harinya, sudah ada dua pria yang datang bersama keluarganya untuk melamar wanita itu. Ia hanya bisa tertunduk. Tapi ia kembali merasa berbunga karna ternyata kedua pria sebelumnya ditolak, daaaan keluarga itu memilihnya. Termasuk wanita itu juga tersenyum-senyum dibalik kamarnya. Oya, katanya keluarga wanita yang ia lamar itu disegani karena embahnya yang sangat tegas, garang, dan ga segan-segan  buat marahin(bukan marahin si, tapi aku bingung mau pakai bahasa apa) orang. Tapi mereka juga keluarga yang sangat sederhana.

Mereka menikah dengan mahar kalau tidak salah 15 ribu rupiah. Diawal-awal pernikahan, istrinya sering cemburu karena ia masih aktif sebagai musisi. Kadang pulang larut, kadang istrinya juga tak tahan melihat ia bernanyi duet dipanggung dengan wanita lain (hihihi geli juga nyeritainnya). Tapi semenjak mempunyai anak, ia tidak lagi aktif manggung dan fokus mencari nafkah yang banyak buat keluarganya. Kerja membanting tulang, sampai ikut kerja isa (ini bahasa orang dulu, artinya kerja menggali tanah untuk pipa minyak atau kabel saluran telpon), bertani, nelayan, semua sudah dikerjakannya. Terakhir, ia cukup sukses akhirnya menjadi seorang pedagang. Padahal awalnya hanya menjual sekilo cabai.

Dimasa tua, ia berhasil menyekolahkan semua anak-anaknya dan tentunya menaikkan derajat keluarganya dimata makhluk bumi. Dan InshaAllah juga ia selalu berusaha menaikkan derajat keluarganya dimata Allah SWT.

Akhirnya, pada tanggal 13 Juni 2015 27 Ramadhan hari senin waktu dhuha ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Ialah Syahrum bin Burhanudin, bin Harun. Yang kadang aku panggil babe, papi, bapak, tergantung mood. Aku cuek terhadapnya, tapi sekalinya kita bercanda bisa tertawa sampai gigi geraham keliatan semua. Aku selalu cemburu hingga saat ini. Kenapa banyak orang yang sayang sama papi tapi aku tak sekalipun berani bilang "de sayang papi". Sampai saat ini kalau bertemu kenalannya, orang itu selalu menceritakan baiknya papi, sementara aku selalu merasa kurang dan ingin papi lebih baik lagi sama aku. Sampai saat ini kalau bertemu seseorang yang berlinangan air mata mengingat papi, aku hanya bisa menangis dalam hati dan berharap bertemu papi di alam mimpi.  

Dari cerita papi, aku semakin yakin tidak ada usaha yang sia-sia. Sukses hanya buat orang yang rajin menghabiskan jatah gagalnya. Sukses hanya buat orang yang mempu mencerna celaan orang lain menjadi lecutan semangat untuk membangun diri. Contoh yang papi gambarkan, bahwa keturunan ga menjamin nasib hidup seseorang. Bahwa hidup itu hanya antara adzan satu ke adzan berikutnya. Bahwa kita harus melangkah ke satu titik ke titik berikutnya agar nanti dari setiap titik itu kita dapat membentuk garis dan jadilah sebuah gambar. Gambar yang kelak akan menjadi kenangan abadi untuk generasi berikutnya.  

Walau papi dah ga ada tiga tahun ini, tapi demi Allah, papi masih berasa masih ada. Ga pernah hilang. Susah lah ngejelasinnya 😊

NB : seharusnya ini diposting semalam, tapi karna negara api menyerang ketunda lah sampai hari ini.
Walau telat, yang penting keposting 😊.

Da daaahh

Wsslm

#Ramadhan30postingan

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Hanya Perlu Terbiasa #part2