Orang Ketiga

Sebelumnya, turut berduka cita yang mendalam untuk warga Surabaya yang tengah ditimpa musibah. Semoga kita semua diberikan kekuatan dan kesabaran untuk melewati semuanya.


Setiap kali ada ledakan, hatiku terasa sangat sakit tercabik-cabik. Karena, pasti agamaku yang tertuduh. Orang yang rajin ke mesjid dicurigai, orang yang berpakaian sesuai syariaat dipandang sinis.

Berapa kalipun aku berucap, agamaku tidak mengajarkan hal bodoh seperti itu, tapi kamu tidak akan lagi pernah percaya. Kamu tahu bagaimana rasa sakitnya? Ini lebih sakit dari ketika kamu diskors dari sekolah atas kesalahan yang tidak kamu lakukan. Sampai di rumah seorang ayah siap menghukummu dengan cambukan tali pinggangnya, ibumu yang tidak lagi mau bicara kepadamu, tidak lagi memberikan uang jajan dan semua hp, laptopmu disita sebagai hukuman di rumah. Ini lebih sakit dari itu kawan. Sakit, karna dihukum atas apa yang tidak kita lakukan.

Melihat fenomena di negri tercinta beberapa hari ini, aku jadi teringat dengan film-film yang aku tonton belakangan ini. Entah kenapa aku tertarik menonton film korea bergenre detektif dan film dokumenter yang menceritkan fakta sejarah. Aku menghabiskan tidak kurang dari 30 gb kuota internet untuk menonton hampir 10 film dan drama akhir-akhir ini. Entah kebetulan ataupun tidak, semua film dan drama yang aku tonton endingnya pasti tentang pengkhianatan, dan sabotase. Entah itu oleh toko utama sejak awal, media, ataupun orang dibelakanga layar yang siapa lagi kalau bukan pemerintah. Salahkah kalau sekarang aku jadi berimajinasi sesuai dengan film yang mengungkap fakta sejarah tersebut? Siapakah yang lebih kejam dari islam? Jawab dengan fakta sejarah. Bukan fakta yang diciptakan media. Hanya orang yang tak beragama yang sanggup membunuh orang yang tak berdosa, dan tertawa terbahak bahak atas aksi pembunuhannya. 

Orang islam, hidup di negara mayoritas islam, sebagian besar umatnya berjuang memperbaiki citra islam, pada saat menjelang bulan yang suci bagi umat islam, tiba-tiba terjadi ledakan. Efeknya adalah, nama islam kembali dicoreng. Walau pelakunya berKTP islam, apakah kamu tidak berfikir kalau dia sinting??? Dari film yang aku tonton, semua penjahat kalau melakukan aksi kejahatan pasti berusaha menghilangkan identitas, ini malah bawa KTP. Apa ga sinting kuadrat??? Ya Allah ya rob, ampuni dosaku.



Padahal kalau mau sedikit saja membuka mata, kalau memang teroris itu islam, kenapa tidak membantu warga palestina, suriah yang setiap hari dibombardir orang tak beragama??. Kenapa harus jadi teroris meledakkan gereja yang umatnya rukun dengan islam, tak mengganggu orang islam. Asli sampai ke akhirat aku tidak akan memaafkan perbuatan kalian dasar paok. Ya Allah ya rob, ampuni dosaku.

Siapapun  yang membaca tulisan ini, semoga kalian punya kenalan, teman, om, tante, yang bekerja sebagai detektif handal nan propesional dan mau menyelidiki kasus ini. Aku bener-bener ingin sekali tahu siapa orang ketiga yang merusak rumah tangga kita.

Terima kasih kepada ulama yang langsung bereaksi menjaga kedamaian. Dan juga terimakasih bagi temen-temen diluar muslim yang sampai detik ini tidak mengeluarkan kata-kata tuduhan terhadap kami, terimakasih masih mau berfikir jernih dan membantu menenangkan suasana.

Sekali lagi, turut berduka cita untuk surabaya.

Nagisa

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan