Menata Hati



Kenapa harus ditata?

Sesuatu yang ingin ditata, berarti ia (sesuatu itu)  sedang dalam kondisi berantakan. Misal, rak buku yang beserakan tentu ingin segera kamu tata agar terlihat rapih. Mungkin, begitu juga dengan kondisi hatiku saat ini.

Biasanya, aku pandai menempatkan sesuatu di dalam hati. Sesuai dengan ruang yang aku sediakan. Tapi belakangan, mata hatiku seakan rabun melihat mana yang harus disimpan rapih, mana yang dibiarkan beserakan. Kadangpun, aku salah ruang dalam menempatkannya.

Alhasil, apa yang aku dapatkan akibat kelalaian itu?

Aku jadi sulit untuk mengambil sebuah keputusan. Mengambil sebuah sikab. Yang ada, sekarang jadi kebanyakan memakai emosi belaka. Sangat sulit untuk menyeimbangkan segala sesuatunya.

Akibatnya, semakin banyak penyakit yang timbul. Makanan yang masuk tidak lagi terasa nikmat, lagu yang syahdu tidak lagi terasa indah, tidur isinya mimpi buruk, bahkan yang membuatku makin sedih adalah, setiap nasehat terasa sangat menyakiti dada. Mungkin karna kesombongan yang membuat hati ini semakin membengkak.

Dalam kondisi seperti ini, masalah kecil terasa besar. Salah sedikit kepala langsung panas. Orang tidak menepati janji aku bilang mereka penipu, pembohong, dikritik sedikit tanduk berasa pen keluar, pokoknya semua orang tidak lagi terlihat baik.

Maka dari itu, rasanya aku ingin kembali menata hati. Reset. Instal ulang. Kembali kepengaturan awal.

Semoga kedepannya jauh lebih baik.

-nagisa

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan