Bertahan Pada Keyakinan
Assalamu'alaikum wr wb..
"Kak malam ini kita ngeblog yok, tema bebas aja". Hehehe akhirnya bisa malam mingguan sama ABG lagi 😊. Walau sebenernya tema bebas lebih bikin bingung. Bingung mau nulis apa 😥.. Tapi ya dicoba ajalah ya.
- - - -
Bertaham pada keyakinan
Apa kamu pernah, dihadapkan pada suatu kondisi dimana kamu harus berjuang mempertahankan sebuah keyakinan? Kalau keyakianan dalam keimanan, mungkin banyak orang akan maklum kamu berjuang habis-habisan untuk mempertahankannya. Tapi keyakianan yang aku maksud disini adalah, keyakinan dalam mempertahankan prinsip yang kamu yakini bisa membawa kamu ke jalan yang lebih baik.
Katanya, sekarang sudah tidak zaman lagi hidup dijalan yang lurus. Bahkan, aku pernah baca artikel yang judulnya "kenapa orang baik susah bahagia". Ini seperti menunjukkan kalau manusia dizaman sekarang semakin lelah untuk menjadi orang baik. Orang baik cenderung hidup dalam kesusahan. Kenapa? Yang pasti, karena orang baik hidup dalam banyak aturan. Semakin banyak aturan, semakin berat jalan yang harus dilalui. Ibaratnya, kalau saat ini kita ingin menuju suatu tempat, dijalan banyak lampu merah, rambu-rambu yang harus kita taati. Sebagai orang baik, kita pasti menaati semua rambu-rambu. Akibatnya, mungkin perjalanan kita akan lebih lama. Sementara orang lain yang berfikir ingin cepat sampai, tanpa rasa bersalah bisa saja melanggar semua rambu-rambu yang ada.
Dulu, aku sering ditawari pekerjaan bagus, dengan syarat aku harus ngasi uang pelicin segepok. Tamat dari Taruna mau masuk polisi, tinggi kurang dua senti, yang dua senti tinggal ditambahin tumpukan uang seratus ribuan setinggi dua senti, alhasil, yang dua senti tertutupi (ini cuma pengibaratan ya). Kira-kira begitu. Untungnya, Allah masih sayang aku dan aku diberikan kekuatan untuk menolak segala proses yang seperti itu. Begitupun ketika tamat kuliah, banyak temen-temen cerita ada tawaran pekerjaan tapi dibelakang layar selalu ada adegan uang pelicin dalam jumlah banyak ataupun sedikit. Tetap saja menurutku itu bukan hal yang akan membawa kebaikan untuk kehidupan yang akan datang. Walau banyak orang berkata "sudah zamannya, kalau ga begitu ga akan dapat kerja".
Awalnya, aku mengambil keputusan untuk buka usaha sendiri karna menghindari lingkungan yang seperti yang aku ceritakan di atas. Namun ternyata, walau bekerja ditempat sendiri, tetap aku harus mempunyai kekuatan untuk mempertahankan sebuah prinsip. Prinsip yang aku yakini benar. Walau yang harus aku lawan bukan hanya orang lain. Tapi juga dari keluarga sendiri.
Mungkin, tidak hanya aku orang yang ingin menjaga pendapatanku dari hal-hal yang masih diragukan kehalalannya. Sampai detik ini, aku cuma bisa berdoa semoga tetap dikasih keteguhan dalam pendirian.
Dan buat semua orang yang berfikiran sama, semoga kalian juga dikasih keyakinan yang kuat untuk mempertahankannya.
Fightingg!!!!
"Kak malam ini kita ngeblog yok, tema bebas aja". Hehehe akhirnya bisa malam mingguan sama ABG lagi 😊. Walau sebenernya tema bebas lebih bikin bingung. Bingung mau nulis apa 😥.. Tapi ya dicoba ajalah ya.
- - - -
Bertaham pada keyakinan
Apa kamu pernah, dihadapkan pada suatu kondisi dimana kamu harus berjuang mempertahankan sebuah keyakinan? Kalau keyakianan dalam keimanan, mungkin banyak orang akan maklum kamu berjuang habis-habisan untuk mempertahankannya. Tapi keyakianan yang aku maksud disini adalah, keyakinan dalam mempertahankan prinsip yang kamu yakini bisa membawa kamu ke jalan yang lebih baik.
Katanya, sekarang sudah tidak zaman lagi hidup dijalan yang lurus. Bahkan, aku pernah baca artikel yang judulnya "kenapa orang baik susah bahagia". Ini seperti menunjukkan kalau manusia dizaman sekarang semakin lelah untuk menjadi orang baik. Orang baik cenderung hidup dalam kesusahan. Kenapa? Yang pasti, karena orang baik hidup dalam banyak aturan. Semakin banyak aturan, semakin berat jalan yang harus dilalui. Ibaratnya, kalau saat ini kita ingin menuju suatu tempat, dijalan banyak lampu merah, rambu-rambu yang harus kita taati. Sebagai orang baik, kita pasti menaati semua rambu-rambu. Akibatnya, mungkin perjalanan kita akan lebih lama. Sementara orang lain yang berfikir ingin cepat sampai, tanpa rasa bersalah bisa saja melanggar semua rambu-rambu yang ada.
Dulu, aku sering ditawari pekerjaan bagus, dengan syarat aku harus ngasi uang pelicin segepok. Tamat dari Taruna mau masuk polisi, tinggi kurang dua senti, yang dua senti tinggal ditambahin tumpukan uang seratus ribuan setinggi dua senti, alhasil, yang dua senti tertutupi (ini cuma pengibaratan ya). Kira-kira begitu. Untungnya, Allah masih sayang aku dan aku diberikan kekuatan untuk menolak segala proses yang seperti itu. Begitupun ketika tamat kuliah, banyak temen-temen cerita ada tawaran pekerjaan tapi dibelakang layar selalu ada adegan uang pelicin dalam jumlah banyak ataupun sedikit. Tetap saja menurutku itu bukan hal yang akan membawa kebaikan untuk kehidupan yang akan datang. Walau banyak orang berkata "sudah zamannya, kalau ga begitu ga akan dapat kerja".
Awalnya, aku mengambil keputusan untuk buka usaha sendiri karna menghindari lingkungan yang seperti yang aku ceritakan di atas. Namun ternyata, walau bekerja ditempat sendiri, tetap aku harus mempunyai kekuatan untuk mempertahankan sebuah prinsip. Prinsip yang aku yakini benar. Walau yang harus aku lawan bukan hanya orang lain. Tapi juga dari keluarga sendiri.
Mungkin, tidak hanya aku orang yang ingin menjaga pendapatanku dari hal-hal yang masih diragukan kehalalannya. Sampai detik ini, aku cuma bisa berdoa semoga tetap dikasih keteguhan dalam pendirian.
Dan buat semua orang yang berfikiran sama, semoga kalian juga dikasih keyakinan yang kuat untuk mempertahankannya.
Fightingg!!!!
Comments
Post a Comment