Berharap Hujan diujung Kemarau
Sudah kukatakan, kita masih hidup diatas bumi yang terus berputar. Kamu tidak bisa memintanya untuk diam walau sedetik. Kamu harus rela mengikuti dimanapun bumi memposisikan kamu. Bersyukur saja karena sampai hari ini bumi masih bersedia untuk kamu tinggali. Tidak lantas mencabut gravitasinya agar kamu jatuh lalu melayang tak tentu arah di antariksa. Atau bisa saja bumi menguburmu dalam-dalam atas ulahmu yang selalu merusak hamparannya.
Disaat musim kemarau seperti ini, mungkin setetes air hujan menjadi begitu sangat berharga. Memberikan sedikit harapan, bahwa kesejukan akan kembali datang. Tapi Kata "Masgun", hati-hati menumbuhkan harap. Hari ini langit menggoda dengan mendung dan gerimisnya. Tapi setelah kamu sebagai tanah gersang yang berharap hujan segera turun, justru hujan turun ditempat yang lain.
Comments
Post a Comment