Most Proud moment
Halo
Assalamu'alaikum wr wb
Langsung deh, balik keblog challenge. Kali ini challengenya dobel posting 😊, salah satu judulnya yang ini.
Kalau ditanya tentang moment yang paling berharga, apa ya?? Hhmmm.. mungkin yang terlintas di fikiran langsung tentang prestasi-prestasi yang dah tercapai. Terima raport dapat juara, lulus sekolah, dapat lanjut kuliah di tempat bagus, wisuda, dan prestasi non akademik.
Tapi kali ini mungkin aku pen cerita moment-moment yang ga bisa dilupakan aja ya. Yok lah cekedot.
1. Berhasil bangkit di ronde ke dua
Btw, kayaknya aku belum pernah cerita ya kalau dulunya semasa SMP aku atlet badminton. Beberapa kali ikut pertandingan antar sekolah, kecamatan, kabupaten kota, dan terakhir mau ke provinsi sayangnya harus mengalah karena alasan aku yang waktu itu sudah masuk ke kelas 3. Jadi dilarang ikut-ikut tanding lagi.
Moment membanggakan yang paling aku ingat sampai hari ini adalah, berhasil bangkit dironde ke dua dipertandingan antar kabupaten atau kota. Mungkin di set pertama aku begitu parah demam lapangannya. Aku kalah 21: 5. Sampai pelatih sama guru-guru aku dipinggir lapangan tu terlihat sekali kecewanya. Malu, aku cuma bisa nunduk. Padahal disana banyak wartawan yang ngeliput. Apalagi waktu istirahat set pertama itu, lawannya aku kedengeran sekali langsung telpon orangtuanya dan bilang kalau dia berhasil ngalahin aku telak. Makin lemah rasanya lutut dan susah buat ngembaliin semangat juang. Waktu itu memang di set pertama aku pakai sepatu yang ga biasa aku pakai dipertandingan. Jadi di set kedua pelatihnya suruh aku ganti sepatu dan buru-buru nyuruh orang buat ngambil sepatu yang biasa aku pakai di asrama.
Manjur euy, abis ganti sepatu, aku coba dengerin arahan pelatih, dan lanjut set ke dua. Ga nunggu waktu lama, aku bangkit terus menang dramatis dan langsung masuk semi final. Ga sampai disitu, aku masuk final dan akhirnya angkat tropi juara.
2. Bisa fight di SMK Taruna
Bagi yang belum tahu SMK Taruna itu apa, aku jelasin sedikit dulu ya. Sekolah ini memakai sistem semi militer. Selain ada guru, disekolah ini juga ada tentara yang tugasnya mengajar disiplin ke siswa. Awal masuk, jujur ga banyak yang tahu kalau sebenarnya aku banyak mendapat intimidasi dari senior. Kalau istilah sekarang bullying. Sekolah ini juga keseniorannya kental sekali. Mereka pakai pasal, dimana pasalnya berbunyi : pasal satu, senior tak pernah salah. Pasal dua, kalau senior salah, kembali ke pasal pertama. Dengan kata lain, ya senior ga pernah salah.
Ditingkat pertama, aku sudah berniat kabur dari sekolah. Bukan karena aku ga bisa ikut disiplin dan ga berani melawan senior jahat. Tapi karena aku menganggap banyak sekali pembodohan di dalamnya. Cobalah bayangkan, masak kami disuruh minum air kumur-kumur, makan nasi yang diaduk pake sepatu, guling-guling sampai muntah, ahh kalau diceritakan semua bisa tutup pula nanti sekolahnya. Tapi aku yakin, sekarang sudah ga gitu lagi kok sekolahnya. Katanya sekarang dah mulai hati-hati semenjak ada kasus-kasus di tv.
Tapi akhirnya, aku bisa fight juga belajar disana dan bertahan sampai lulus. Bahkan sedikit-sedikit bisa menuai prestasi juga disitu.
3. Selesai penelitian
Kalau diingat, kadang bisa nangis juga ni. Soalnya perjuangan mencapai gelar sarjana yang satu ini benar-benar menguras waktu, tenaga, hati, fikiran, dan dana 😁. Dari awal mengambil judul tentang "penyimpanan sperma" memang agak menantang. Tapi entah kenapa aku ga ada terfikir sama sekali untuk ganti judul walau bolak balik gagal dan harus mengulang dari awal. Tidur di lab mengamati spermatozoa, bolak balik balai benih, bolak balik karantina, ahhh Alhamdulillaaaah sekali semuanya sudah terlewati.
Ada banyak cerita lucu tentang penelitian ini. Salah satunya waktu melakukan pengamatan di lab karantina. Aku dipanggil kepala bagian, dan ditanya "siapa yang penelitian tentang sperma?" Otomatis aku langsung angkat tangan. Itu semua orang kok langsung memandang saya dengan tatapan aneh. Kalian pasti bisa langsung mikir kan kemana arah fikiran orang-orang ituh 😀. Bagi orang awam, mungkin terkesan jorok, tapi bagi kami yang emang keseharian belajar tentang itu ya jadi biasa aja kok.
Assalamu'alaikum wr wb
Langsung deh, balik keblog challenge. Kali ini challengenya dobel posting 😊, salah satu judulnya yang ini.
Kalau ditanya tentang moment yang paling berharga, apa ya?? Hhmmm.. mungkin yang terlintas di fikiran langsung tentang prestasi-prestasi yang dah tercapai. Terima raport dapat juara, lulus sekolah, dapat lanjut kuliah di tempat bagus, wisuda, dan prestasi non akademik.
Tapi kali ini mungkin aku pen cerita moment-moment yang ga bisa dilupakan aja ya. Yok lah cekedot.
1. Berhasil bangkit di ronde ke dua
Btw, kayaknya aku belum pernah cerita ya kalau dulunya semasa SMP aku atlet badminton. Beberapa kali ikut pertandingan antar sekolah, kecamatan, kabupaten kota, dan terakhir mau ke provinsi sayangnya harus mengalah karena alasan aku yang waktu itu sudah masuk ke kelas 3. Jadi dilarang ikut-ikut tanding lagi.
Moment membanggakan yang paling aku ingat sampai hari ini adalah, berhasil bangkit dironde ke dua dipertandingan antar kabupaten atau kota. Mungkin di set pertama aku begitu parah demam lapangannya. Aku kalah 21: 5. Sampai pelatih sama guru-guru aku dipinggir lapangan tu terlihat sekali kecewanya. Malu, aku cuma bisa nunduk. Padahal disana banyak wartawan yang ngeliput. Apalagi waktu istirahat set pertama itu, lawannya aku kedengeran sekali langsung telpon orangtuanya dan bilang kalau dia berhasil ngalahin aku telak. Makin lemah rasanya lutut dan susah buat ngembaliin semangat juang. Waktu itu memang di set pertama aku pakai sepatu yang ga biasa aku pakai dipertandingan. Jadi di set kedua pelatihnya suruh aku ganti sepatu dan buru-buru nyuruh orang buat ngambil sepatu yang biasa aku pakai di asrama.
Manjur euy, abis ganti sepatu, aku coba dengerin arahan pelatih, dan lanjut set ke dua. Ga nunggu waktu lama, aku bangkit terus menang dramatis dan langsung masuk semi final. Ga sampai disitu, aku masuk final dan akhirnya angkat tropi juara.
2. Bisa fight di SMK Taruna
Bagi yang belum tahu SMK Taruna itu apa, aku jelasin sedikit dulu ya. Sekolah ini memakai sistem semi militer. Selain ada guru, disekolah ini juga ada tentara yang tugasnya mengajar disiplin ke siswa. Awal masuk, jujur ga banyak yang tahu kalau sebenarnya aku banyak mendapat intimidasi dari senior. Kalau istilah sekarang bullying. Sekolah ini juga keseniorannya kental sekali. Mereka pakai pasal, dimana pasalnya berbunyi : pasal satu, senior tak pernah salah. Pasal dua, kalau senior salah, kembali ke pasal pertama. Dengan kata lain, ya senior ga pernah salah.
Ditingkat pertama, aku sudah berniat kabur dari sekolah. Bukan karena aku ga bisa ikut disiplin dan ga berani melawan senior jahat. Tapi karena aku menganggap banyak sekali pembodohan di dalamnya. Cobalah bayangkan, masak kami disuruh minum air kumur-kumur, makan nasi yang diaduk pake sepatu, guling-guling sampai muntah, ahh kalau diceritakan semua bisa tutup pula nanti sekolahnya. Tapi aku yakin, sekarang sudah ga gitu lagi kok sekolahnya. Katanya sekarang dah mulai hati-hati semenjak ada kasus-kasus di tv.
Tapi akhirnya, aku bisa fight juga belajar disana dan bertahan sampai lulus. Bahkan sedikit-sedikit bisa menuai prestasi juga disitu.
3. Selesai penelitian
Kalau diingat, kadang bisa nangis juga ni. Soalnya perjuangan mencapai gelar sarjana yang satu ini benar-benar menguras waktu, tenaga, hati, fikiran, dan dana 😁. Dari awal mengambil judul tentang "penyimpanan sperma" memang agak menantang. Tapi entah kenapa aku ga ada terfikir sama sekali untuk ganti judul walau bolak balik gagal dan harus mengulang dari awal. Tidur di lab mengamati spermatozoa, bolak balik balai benih, bolak balik karantina, ahhh Alhamdulillaaaah sekali semuanya sudah terlewati.
Ada banyak cerita lucu tentang penelitian ini. Salah satunya waktu melakukan pengamatan di lab karantina. Aku dipanggil kepala bagian, dan ditanya "siapa yang penelitian tentang sperma?" Otomatis aku langsung angkat tangan. Itu semua orang kok langsung memandang saya dengan tatapan aneh. Kalian pasti bisa langsung mikir kan kemana arah fikiran orang-orang ituh 😀. Bagi orang awam, mungkin terkesan jorok, tapi bagi kami yang emang keseharian belajar tentang itu ya jadi biasa aja kok.
Hehehe sudah ya,
Da daaahhh
Wsslm
Lianty kalau ingat2 momen lomba olahraga jadi malu sendiri kak.. Temen2 udah antusias dukung Lianty lomba makan kerupuk, eh yang kemakan cuma segigit gegara tali gak mau diem. Jadi gak ada yang mengenakkan =v
ReplyDeleteKirain olahraga apaaann???? Makan kerupuk lah pulak 😁
Delete