Hobi Baru Bersemi Jua #Bahagianya Berdagang
Assalamu'alaikum wr wb
Halooo apa kabaaarr??
Lama sudah rasanya tak nengok-nengok blog ni. Harus ambil kemoceng kayaknya buat ngilangin debu-debu di halaman yang sepii sekali pengunjungnya wkwkwkwk...
Tidak terasa sudah 2 minggu aku menjalani aktifitas baru. Kalau boleh nge list, semenjak selesai kuliah, aku sudah menjalani beberapa kegiatan untuk menapaki tangga demi tangga menuju sebuah kata sukses. Sukses disini maksudnya bukan sukses membuat kantong tebel ya. Tapi sukses mendapatkan pencapaian dan bertahan dengan ideologi yang aku yakini benar. Kalau apa yang aku lakukan membuat kantong tebal, Alhamdulillah, berarti itu hadiah tambahan dari Allah.
Seperti kegiatan yang aku lakukan saat ini. Apalagi kalau bukan berdagang.
Aku dibesarkan dan disekolahkan memakai uang hasil dagang. Yap!! Kedua orang tua ku adalah pedagang. Sampai sekarangpun kami hidup dari hasil dagang dan sawit sebatang dua batang di kebun. Jadi rasanya tidaklah salah kalau aku yang lulusan S1 budidaya perairan balik kampung dan meneruskan usaha orang tua bukan?? Jadi yang selama ini komplen "sekolah tinggi-tinggi akhirnya dagang" minggir sekejab ya.. hehehe.. jadi inget kata fani 2 hari yang lalu. "Malah lebih aneh kalau usaha orang tua dilanjutkan sama orang lain toh buk.. kalo anaknya mampu ya mending anaknya saja".
Seperti yang aku bilang diawal tadi, kalau boleh nge list, sebelum ini aku sudah melakukan beberapa kegiatan. Yang pertama, aku sudah membuat budidaya ikan di kerambah. Sampai sekarang masih lanjut kok. Walau penghasilannya tidak stabil. Maklum kondisi air yang sulit dikontrol.
Yang kedua, aku sudah cukup berhasil membuat mamak tidak mengeluarkan uang buat beli cabe. Sampai sekarang cabe kami banyak dan masih panen. Selain cabe juga ada terong, kangkung, dan tanaman obat tradisional. Yah paling tidak kami ga kerepotan kalau butuh.
Yang ketiga, lebih kurang satu tahunan ini aku mengajar. Walau bukan di sekolah resmi. Tapi waaaww, bahkan hasilnya jauh melebih harapan aku selama ini.
Ke empat, menulis. Walau tak mantap-mantap betul, tapi jadilah 😆.
Hhmmm mudah-mudahan aku bisa menuliskan ke empat pengalaman di atas yaa...
Balik ke dagang,
Dua minggu berkutat mengurus menejemen toko, mau tidak mau harus ada yang aku korbankan. Awalnya sediih sekali. Aku tidak lagi bisa mengajar. Bisa sih, tapi aku takut anak-anak jadi korban ke tidakfokusan aku. Akhirnya diputuskan untuk off mengajar sejenak sampai toko aman terkendali.
Pengalaman selama di toko banyak sekali. Salah satunya aku jadi merasa bersyukur dulu bergaul dengan beberapa teman yang berbeda suku. Sedikitnya aku bisa meniru logat beberapa suku. Namanya di toko, konsumen juga macam-macam. Dan aku jadi merasa senang melayani mereka dengan gaya bahasa sesuai dengan bahasa konsumen tersebut. Misal yang datang orang minang, tiba-tiba ada kesalahan teknis, aku maju dan berusaha menenangkan dengan sedikit logat minang. Walau tidak jago, tapi setidaknya sikit-sikit bisalaahh..
Apalagi kalau yang datang orang batak. Yang nadanya sedikit tinggi (tapi hatinya baik, sueeer 😁). Kadang lucu, ini toko harga pas, semua berlebel, masiih aja nawar wkwkwkwk. Yang namanya karyawan manalah berani dia menurunkan harga. Terpaksalah awak maju ya kan?? Denger awak juga jago kali berlogat batak, dan nadanya kutinggi-tinggikan sedikit, tak jadilah si bapak tawar menawar 😂😂😂..
Yyooopp!! Seenggaknya, aku makin percaya sama yang dikatakan salah satu hadits. Bahwa, 10 dari pintu rezeki itu, 9 nya ada di perdagangan. Naaahh, kalau boleh aku bisikin. Hasil dagang sehari = hasil ngajar sebulan. Tapi bukan berarti karna ini aku berenti ngajar ya. InshaAllah aku cuma berenti ngajar sementara sampai semuanya aman terkendali. Doakan sajaa..
Nb : sepertinya tulisan ini bernada pamer, semoga ga membuat kalian ilfeel. Aamiin
Da daahh
Halooo apa kabaaarr??
Lama sudah rasanya tak nengok-nengok blog ni. Harus ambil kemoceng kayaknya buat ngilangin debu-debu di halaman yang sepii sekali pengunjungnya wkwkwkwk...
Tidak terasa sudah 2 minggu aku menjalani aktifitas baru. Kalau boleh nge list, semenjak selesai kuliah, aku sudah menjalani beberapa kegiatan untuk menapaki tangga demi tangga menuju sebuah kata sukses. Sukses disini maksudnya bukan sukses membuat kantong tebel ya. Tapi sukses mendapatkan pencapaian dan bertahan dengan ideologi yang aku yakini benar. Kalau apa yang aku lakukan membuat kantong tebal, Alhamdulillah, berarti itu hadiah tambahan dari Allah.
Seperti kegiatan yang aku lakukan saat ini. Apalagi kalau bukan berdagang.
Aku dibesarkan dan disekolahkan memakai uang hasil dagang. Yap!! Kedua orang tua ku adalah pedagang. Sampai sekarangpun kami hidup dari hasil dagang dan sawit sebatang dua batang di kebun. Jadi rasanya tidaklah salah kalau aku yang lulusan S1 budidaya perairan balik kampung dan meneruskan usaha orang tua bukan?? Jadi yang selama ini komplen "sekolah tinggi-tinggi akhirnya dagang" minggir sekejab ya.. hehehe.. jadi inget kata fani 2 hari yang lalu. "Malah lebih aneh kalau usaha orang tua dilanjutkan sama orang lain toh buk.. kalo anaknya mampu ya mending anaknya saja".
Seperti yang aku bilang diawal tadi, kalau boleh nge list, sebelum ini aku sudah melakukan beberapa kegiatan. Yang pertama, aku sudah membuat budidaya ikan di kerambah. Sampai sekarang masih lanjut kok. Walau penghasilannya tidak stabil. Maklum kondisi air yang sulit dikontrol.
Yang kedua, aku sudah cukup berhasil membuat mamak tidak mengeluarkan uang buat beli cabe. Sampai sekarang cabe kami banyak dan masih panen. Selain cabe juga ada terong, kangkung, dan tanaman obat tradisional. Yah paling tidak kami ga kerepotan kalau butuh.
Yang ketiga, lebih kurang satu tahunan ini aku mengajar. Walau bukan di sekolah resmi. Tapi waaaww, bahkan hasilnya jauh melebih harapan aku selama ini.
Ke empat, menulis. Walau tak mantap-mantap betul, tapi jadilah 😆.
Hhmmm mudah-mudahan aku bisa menuliskan ke empat pengalaman di atas yaa...
Balik ke dagang,
Dua minggu berkutat mengurus menejemen toko, mau tidak mau harus ada yang aku korbankan. Awalnya sediih sekali. Aku tidak lagi bisa mengajar. Bisa sih, tapi aku takut anak-anak jadi korban ke tidakfokusan aku. Akhirnya diputuskan untuk off mengajar sejenak sampai toko aman terkendali.
Pengalaman selama di toko banyak sekali. Salah satunya aku jadi merasa bersyukur dulu bergaul dengan beberapa teman yang berbeda suku. Sedikitnya aku bisa meniru logat beberapa suku. Namanya di toko, konsumen juga macam-macam. Dan aku jadi merasa senang melayani mereka dengan gaya bahasa sesuai dengan bahasa konsumen tersebut. Misal yang datang orang minang, tiba-tiba ada kesalahan teknis, aku maju dan berusaha menenangkan dengan sedikit logat minang. Walau tidak jago, tapi setidaknya sikit-sikit bisalaahh..
Apalagi kalau yang datang orang batak. Yang nadanya sedikit tinggi (tapi hatinya baik, sueeer 😁). Kadang lucu, ini toko harga pas, semua berlebel, masiih aja nawar wkwkwkwk. Yang namanya karyawan manalah berani dia menurunkan harga. Terpaksalah awak maju ya kan?? Denger awak juga jago kali berlogat batak, dan nadanya kutinggi-tinggikan sedikit, tak jadilah si bapak tawar menawar 😂😂😂..
Yyooopp!! Seenggaknya, aku makin percaya sama yang dikatakan salah satu hadits. Bahwa, 10 dari pintu rezeki itu, 9 nya ada di perdagangan. Naaahh, kalau boleh aku bisikin. Hasil dagang sehari = hasil ngajar sebulan. Tapi bukan berarti karna ini aku berenti ngajar ya. InshaAllah aku cuma berenti ngajar sementara sampai semuanya aman terkendali. Doakan sajaa..
Nb : sepertinya tulisan ini bernada pamer, semoga ga membuat kalian ilfeel. Aamiin
Da daahh
Amiennnn ^^,, Sukses selaluu!!
ReplyDelete