Memaklumi Kehilangan
Jika kamu merasa memiliki sesuatu, artinya kamu harus segera sadar, bahwa suatu hari nanti, kamu harus merelakan kepergiannya. Yah, karena memang tidak akan pernah ada yang abadi. Tinggal bagaimana kita menyikapi setiap perasaan kehilangan itu.
Kalau hari ini aku bertanya, pernahkah kamu merasa kehilangan?. Kehilangan apapun. Benda ataupun seseorang yang rasanya pernah kamu miliki. Karna kata lagu letto "rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau merasa memilikinya".
Aku rasa, setiap orang pasti pernah kehilangan sesuatu. Tentu saja dengan cara masing-masing. Ada yang hilang karena dicuri, ada yang hilang karena lari, macem-macem pokoknya sesuatu itu pergi dari kita.
Sekarang, bagaimana cara memaklumi kehilangan?
Beberapa hari yang lalu, aku pernah menghibur diri dengan bicara pada seseorang. Dengan lancar saja bibir ini berucap "seperti hujan yang datang pada saat musim kering. Hujan hanya datang seperlunya. Tidak mungkin hujan turun terus menerus bukan? Bukannya jadi rahmat, tapi akan jadi musibah".
Tidak sampai disitu, aku kembali mengoceh yang lagi-lagi hanya untuk menguatkan diriku. "Seperti juga malaikat. Malaikat hanya datang untuk menunaikan tugasnya. Setelah tugasnya selesai, ya malaikat harus pergi untuk menunaikan tugas ditempat lain".
Dengan kata lain, jika hari ini kita merasa kehilangan sesuatu, anggaplah sesuatu itu seperti hujan, atau malaikat. Mereka dikirim Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, menemani kita selama ini, tapi bukan berarti mereka akan membersamai kita selamanya. Ada masanya tugas mereka selesai. Seperti hujan, jika dia datang terus menerus akan jadi hal yang negatif. Membawa malapetaka bagi banyak orang. Maka bersyukurlah jika Tuhan sudah menentukan semuanya sesuai porsinya. Sesuai dengan kebutuhan kita saja.
Tidak mudah memang, merelakan sesuatu yang kita punya. Apalagi disaat kita merasa lagi butuh-butuhnya.
Tapi bukankah kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan terhadap sesuatu. Karena sesuatu yang terlalu berlebihan memang tidak akan membawa kebaikan. Harta yang berlebih saja, harus di sedekahkan. Apalagi perasaan ketergantungan yang berlebihan kepada suatu benda atau seseorang. Bisa saja, Tuhan jadi cemburu karena merasa di duakan. Kita tidak lagi menjadikanNya paling utama di hati kita. Maka dari itu, Tuhan sedikit menyentil kita dan menyingkirkan orang-orang atau sesuatu apapun yang membuat kita jadi mulai melupakanNya.
Jadi harap maklum, jika hari ini, kamu harus merasa kehilangan.
Kalau hari ini aku bertanya, pernahkah kamu merasa kehilangan?. Kehilangan apapun. Benda ataupun seseorang yang rasanya pernah kamu miliki. Karna kata lagu letto "rasa kehilangan hanya akan ada, jika kau merasa memilikinya".
Aku rasa, setiap orang pasti pernah kehilangan sesuatu. Tentu saja dengan cara masing-masing. Ada yang hilang karena dicuri, ada yang hilang karena lari, macem-macem pokoknya sesuatu itu pergi dari kita.
Sekarang, bagaimana cara memaklumi kehilangan?
Beberapa hari yang lalu, aku pernah menghibur diri dengan bicara pada seseorang. Dengan lancar saja bibir ini berucap "seperti hujan yang datang pada saat musim kering. Hujan hanya datang seperlunya. Tidak mungkin hujan turun terus menerus bukan? Bukannya jadi rahmat, tapi akan jadi musibah".
Tidak sampai disitu, aku kembali mengoceh yang lagi-lagi hanya untuk menguatkan diriku. "Seperti juga malaikat. Malaikat hanya datang untuk menunaikan tugasnya. Setelah tugasnya selesai, ya malaikat harus pergi untuk menunaikan tugas ditempat lain".
Dengan kata lain, jika hari ini kita merasa kehilangan sesuatu, anggaplah sesuatu itu seperti hujan, atau malaikat. Mereka dikirim Tuhan untuk memenuhi kebutuhan kita, menemani kita selama ini, tapi bukan berarti mereka akan membersamai kita selamanya. Ada masanya tugas mereka selesai. Seperti hujan, jika dia datang terus menerus akan jadi hal yang negatif. Membawa malapetaka bagi banyak orang. Maka bersyukurlah jika Tuhan sudah menentukan semuanya sesuai porsinya. Sesuai dengan kebutuhan kita saja.
Tidak mudah memang, merelakan sesuatu yang kita punya. Apalagi disaat kita merasa lagi butuh-butuhnya.
Tapi bukankah kita diajarkan untuk tidak berlebih-lebihan terhadap sesuatu. Karena sesuatu yang terlalu berlebihan memang tidak akan membawa kebaikan. Harta yang berlebih saja, harus di sedekahkan. Apalagi perasaan ketergantungan yang berlebihan kepada suatu benda atau seseorang. Bisa saja, Tuhan jadi cemburu karena merasa di duakan. Kita tidak lagi menjadikanNya paling utama di hati kita. Maka dari itu, Tuhan sedikit menyentil kita dan menyingkirkan orang-orang atau sesuatu apapun yang membuat kita jadi mulai melupakanNya.
Jadi harap maklum, jika hari ini, kamu harus merasa kehilangan.
Comments
Post a Comment