PMS, Kenapa Harus Ada ???


Halo,

Sudah pada makan? (Sok care 😁)
Semoga kita semua bisa memiliki kebiasaan makan yang teratur. Walau lagi sibuk, walau lagi gembira, walau lagi galau, jangan lupakan makan ya. Karena kalau kita kebiasaan telat-telat makan, ada banyak sel dalam tubuh kita yang akan mati. Naahh, secara ga langsung kita dah jadi pem,bu,nuh (wkwkwk jadi inget dosen biologi dasar gw dulu).

Kali ini aku tertarik untuk membahas tentang PMS. Yap, kalau bagi kaum perempuan tentu sudah tidak asing kan?

PMS (premenstrual syndrome/sindrom pramenstruasi) adalah suatu gejala yang timbul sebelum seorang perempuan datang bulan. Gejalanya banyak sekali. Ada gejala yang berhubungan dengan kondisi fisik maupun emosional.

Gejala PMS yang berkaitan dengan kondisi fisik misalnya nyeri di perut, sakit kepala, tumbuh jerawat, gampang lelah dan lain-lain. Nah kalau yang berkaitan dengan kondisi emosional, kita tahu lah ya gimana cewek-cewek yang lagi PMS 😊.. Yang pasti jadi sensitiiif banget daahh. Gampang nangis iya, gampang marah iya, gelisah, khawatir, bahkan depresi. Beginilah kondisi yang harus dihadapi perempuan setiap bulannya.

Meski belum ada penelitian yang pasti menyebutkan penyebab PMS secara ilmiah, namun ada beberapa faktor yang diyakini membuat penyebab timbulnya PMS ini. Yaitu perubahan hormon, perubahan neurotransmiter otak yaitu serotonin yang memegang peranan dalam kondisi mood, dan pola makan yang buruk tentunyaa. Jadi, jangan bilang lagi kalau perempuan melebih-lebihkan sensitifnya waktu haid ya, karena memang ada perubahan yang terjadi di dalam tubuhnya pada masa itu. Belum lagi ketika haid mereka harus banyak kehilangan cairan.  Ga heran jadi cenderung lemah. Maka dalam islampun perempuan haid istirahat dulu puasa sama sholatnya (walau ada penjelasan mendetail lain tentang ini☺).

Jujur aku termasuk orang yang gelisah menjelang kedatangan tamu istimewa ini. Seminggu sebelum mereka datang 😊, gejala PMS mulai hadir mengetuk pintu hati (yaaah mulaiiii 😬). Yang dekat-dekat siap-siaplah kena imbasnya. Bahkan kadang ada keinginan untuk makan manusia (omaigat, jangan melebih-lebihkan kali lah de, pleaseee). Air mata jatuh berember-ember (hadooy entahlah ya πŸ˜₯), dan tempat ternyaman hanyalah kamar. Malas sekali untuk beraktifitas, soalnya senggol sedikit, bacook. Gitulah kalau ga dosa. Sayangnya dosa, jadi aku ga berani ngebacoknya.

Masuk masa haid, biasanya emosi mulai bisa diatur, tapi badan berasa berubah jadi zombis (zombi manisπŸ˜€). Kalau liat cermin, waw, kok akuh putih ya wkwkwk. Padahal pucet sama mata cekung gara-gara semaleman ga bisa tidur karena nahan sakit perut.

Soooo, buat temen-temen yang memiliki penyakit sama tiap bulannya, sabar yaa. Kata mamak, "itu belum ada apa-apanya dibandingkan dengan sakitnya ketika ngelahirin kamu". Anggap aja kita dikasih latihan setiap bulan menjelang kita diberi kesempatan dan rezeki untuk menjadi seorang ibu. Ok, fightiiingg...

Satu lagi, waktu haid, kita perempuan mungkin memang dilarang sholat, tilawah, puasa. Tapi jangan dijadiin alasan buat kita tidak melakukan ibadah yang lainnya ya. Untuk menjaga diri dari gangguan setan (ups sorry), kita kan bisa dzikir sendiri, mengingat-ingat hafalan ayat, baca buku, dan bantu mamak bikin sarapan di dapur (eehh kok 😁).

Ya udah, walau ntah apa-apa, semoga bermanfaat yaa..

Da daaahh

Comments

  1. Nah iya...lianty juga kalau PMS biasanya sakit perut sama jerawatan. Hari pertama m lianty emosian.. Begitu hari kedua barulah bisa seperti biasanya. Wkwkwkwk...

    Palak juga sih kak denger orang yg bilang cewek lebay kali, m aja sampe segitunya. Di sekolah sering soalnya yg begituan =3 terima kasih untuk ilmunya ya kak... ><

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sama-sama ling ling (eh 😊😊😊)..

      Kita dah hrs sakit tiap bulannya, tapi masiii aja ada yg tega nyakitin kita ya huhuhu (alaaaaahh 😁)...

      Delete
  2. Dudududu,, kak request tulisan ttg ikhlas/sabar,.. Atau udah ada, bnyak kali soalnya, hehehe

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan