Ada Apa Dengan Hujan?


Halo,

Hhmm hujan-hujan gini bawaannya pengen makaan aja ya. Tapi kalau udah masuk kamar, ga bisa tidur akhirnya ya duduk dipojokan kamar alias mojok. Ngapain aja de?? Ya ngapain lagi kalau bukan melamun. Ngelamunin siapa de?? Kamu mungkin. Iya kamuu tuu...

Ada apa ya dengan hujan?

Kenapa hujan selalu membawa kesenduan. Ga selalu juga si, tapi kalau hujannya malam-malam gini, terus sendirian, mau ga mau perasaan atau mood berubah jadi mellow 😳.

Ternyata setelah tadi browsing-browsing, ada penjelasan ilmiahnya lho teman-teman. Bahkan banyak jurnal penelitian luar negeri yang membahas tentang ini. Mereka menyebut fenomena ini dengan istilah Seasonal Affective Disorder (SAD).
Aku dah kutipin ni kesimpulannya dari kompasiana.com yang ditulis oleh bapak Hendra Wardhana.
Kira-kira gini ni :

"Ketika hujan dan cuaca menjadi mendung, apalagi jika berada di dalam ruangan, tubuh terutama mata akan menerima cahaya jauh lebih sedikit dibandingkan ketika cuaca cerah. Sedikitnya cahaya yang masuk ke mata akan diterima sebagai sinyal oleh otak dan melewati bagian otak yang disebut Hipothalamus. Bagian ini bertanggung jawab mengontrol beberapa proses seperti tidur dan mood. Ketika mencapai hipothalamus, sinyal akan diteruskan ke Glandula pineal yang dalam kondisi kurang cahaya seperti hujan dan mendung akan memproduksi banyak hormon Melatonin. Melatonin inilah yang mendorong seseorang menjadi lebih mudah mengantuk dan melamun.

Di sisi lain ketika hujan turun dan langit menjadi lebih gelap, kulit manusia mendapatkan lebih sedikit cahaya matahari menyebabkan vitamin D di dalam tubuh menjadi sedikit. Rendahnya level vitamin D ternyata mempengaruhi level Serotonin di dalam otak. Serotonin adalah protein pembawa sinyal (neurotransmitter) yang bertugas meneruskan sinyal dari sel syaraf ke sel target. Selain bertanggung jawab pada pengaturan mood, Serotonin juga memegang peranan dalam proses mengingat. Ketika hujan, mendung dan lingkungan sekitar menjadi lebih gelap, Serotonin dapat mengalami penurunan level sehingga mood akan berubah dan orang akan cenderung melamun dan akhirnya mellow.

Perubahan biologis yang mempengaruhi mood tersebut menjadi lebih rentan karena secara psikologis dalam kondisi melamun atau mengantuk, alam bawah sadar manusia cenderung memanggil banyak memori termasuk ingatan-ingatan lama seperti ingatan tentang masa kecil, orang tua dll".

Nah itu dia tadi penjelasan ilmiahnya. Ditambah lagi dengan suara rintik-rintik hujan, bbhhh makin-makinlah kan seiring dengan air mata yang membasahi pipi (ya Allah lebaynya saya 😶).

Sebenarnya dalam kondisi seperti ini, ada juga kok hal positif yang bisa kita lakukan meski dalam keadaan kelabu. Kalau saya pribadi, emosi yang keluar disaat seperti ini justru membawa energi positif untuk menulis. Lancaaar aja rasanya gitu nulisnya sampe ga mau berenti (iya kahh?? 😒). Soalnya kalau dibawa perasaan, bakal jauuh sekali nanti hanyutnya. Iya kalau ada yang nolong, kalau malah dibiarin hanyut gimana donk?? Dah lah tak pandai berenang (ngomong apa si de?? 😑).

Ya udah ya udah, daripada ntah kemana2, di stop aja ya..

Semoga bermanfaat..

Daaaahhh

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan