Review Drama Hospital Ship (part II)
Mumpung masih semangat, ayo review lagi hospital ship hasil nonton episod hari ini.
Kalau kamu sudah nonton episod 8, gimana? Bikin mata bengep atau bengkak ga? Daebak, jujur ini episod yang bikin saya terharuu sekali. Hhmmm, episod ini menceritakan tentang seorang ibu yang menderita penyakit hati. Tapi ibu ini tidak mau dioprasi untuk transplantasi karena katanya "lebih baik uang oprasi untuk biaya pernikahan anaknya". Padahal si anak benar-benar tidak menginginkan kehadiran ibunya.
Episod ini lebih menceritakan tentang sebuah kesempatan. Kesempatan untuk tidak meninggalkan sesuatu yang sebenarnya paling berharga bagi hidup kita. Dokter Song merasa melewatkan kesempatan tersebut. Sampai-sampai pada saat ibunya meninggal, ia tidak bisa mengeluarkan air mata. Karna apa? "Karna dia merasa tidak punya hak untuk mengeluarkan air mata untuk ibunya". Dokter Song adalah seorang dokter ahli bedah handal dan sangat terobsesi pada impiannya. Sampai dia tidak lagi punya waktu untuk berbicara manis kepada ibunya. Tapi memang karakter dia seperti itu. Sangat tangguh menurut saya. Sampai detik ini saya juga belum tahu bagaimana latar belakang dokter Song kenapa sampai mempunyai kepribadian yang kuat sekali. Mungkin next episod akan diceritakan.
Setelah selesai dengan cerita seorang ibu yang memendam perasaan untuk anaknya, jujur episod selanjutnya saya tidak begitu semangat nonton seperti episod sebelumnya. Sampai pada episod 15 kalo tidak salah, ceritanya lebih melambat. Tidak setegang episod-episod awal. Sampai pada episod 16 atau 17 baru saya bertemu feel nya lagi.
Pada episod-episod ini yang paling saya suka adalah saat adegan berpegangan tangan. Kita pasti tahu, ketika sedang lemah, dan ketika itu juga ada yang menggenggam erat tangan kita, rasanya ada jutaan orang yang mendorong kita agar segera bangkit. Seperti ada energi positif yang tersalurkan. Walaupun saat tangan kita digenggam, atau saat kita dipeluk, kita tak lagi sanggup membendung air mata, tapi disanalah awal dari datangnya kekuatan itu. Aahhh, saya jadi ingat moment-moment dimana tangan saya digenggam erat, rasanya ada gemuruh di dalam dada.
Bagaimanapun sakitnya, tapi jika ada yang selalu menggenggam tangan kita, mungkin lebih dari 50% rasa sakit itu hilang berganti dengan sejuta rasa aman dan damai. Yah, bagi yang belum pernah sakit, mungkin ga bisa membayangkan bagaimana rasanya ya hehehe..
Kesimpulan sampai episod 20 malam ini, setiap orang memiliki sisi sensitif dalam hatinya. Setiap orang punya masalah, setiap orang juga pasti inginnya bahagia. Kadang kita hanya terlalu larut melihat dengan mata kepala saja. Padahal sebenarnya kita juga punya mata hati bukan?
Udah ya, besok lanjut lagi 😊
Fightiing!
Kalau kamu sudah nonton episod 8, gimana? Bikin mata bengep atau bengkak ga? Daebak, jujur ini episod yang bikin saya terharuu sekali. Hhmmm, episod ini menceritakan tentang seorang ibu yang menderita penyakit hati. Tapi ibu ini tidak mau dioprasi untuk transplantasi karena katanya "lebih baik uang oprasi untuk biaya pernikahan anaknya". Padahal si anak benar-benar tidak menginginkan kehadiran ibunya.
Episod ini lebih menceritakan tentang sebuah kesempatan. Kesempatan untuk tidak meninggalkan sesuatu yang sebenarnya paling berharga bagi hidup kita. Dokter Song merasa melewatkan kesempatan tersebut. Sampai-sampai pada saat ibunya meninggal, ia tidak bisa mengeluarkan air mata. Karna apa? "Karna dia merasa tidak punya hak untuk mengeluarkan air mata untuk ibunya". Dokter Song adalah seorang dokter ahli bedah handal dan sangat terobsesi pada impiannya. Sampai dia tidak lagi punya waktu untuk berbicara manis kepada ibunya. Tapi memang karakter dia seperti itu. Sangat tangguh menurut saya. Sampai detik ini saya juga belum tahu bagaimana latar belakang dokter Song kenapa sampai mempunyai kepribadian yang kuat sekali. Mungkin next episod akan diceritakan.
Setelah selesai dengan cerita seorang ibu yang memendam perasaan untuk anaknya, jujur episod selanjutnya saya tidak begitu semangat nonton seperti episod sebelumnya. Sampai pada episod 15 kalo tidak salah, ceritanya lebih melambat. Tidak setegang episod-episod awal. Sampai pada episod 16 atau 17 baru saya bertemu feel nya lagi.
Pada episod-episod ini yang paling saya suka adalah saat adegan berpegangan tangan. Kita pasti tahu, ketika sedang lemah, dan ketika itu juga ada yang menggenggam erat tangan kita, rasanya ada jutaan orang yang mendorong kita agar segera bangkit. Seperti ada energi positif yang tersalurkan. Walaupun saat tangan kita digenggam, atau saat kita dipeluk, kita tak lagi sanggup membendung air mata, tapi disanalah awal dari datangnya kekuatan itu. Aahhh, saya jadi ingat moment-moment dimana tangan saya digenggam erat, rasanya ada gemuruh di dalam dada.
Bagaimanapun sakitnya, tapi jika ada yang selalu menggenggam tangan kita, mungkin lebih dari 50% rasa sakit itu hilang berganti dengan sejuta rasa aman dan damai. Yah, bagi yang belum pernah sakit, mungkin ga bisa membayangkan bagaimana rasanya ya hehehe..
Kesimpulan sampai episod 20 malam ini, setiap orang memiliki sisi sensitif dalam hatinya. Setiap orang punya masalah, setiap orang juga pasti inginnya bahagia. Kadang kita hanya terlalu larut melihat dengan mata kepala saja. Padahal sebenarnya kita juga punya mata hati bukan?
Udah ya, besok lanjut lagi 😊
Fightiing!
Comments
Post a Comment