Bagaimana Mengucapkan Selamat Tinggal



Halo, Assalamu'alaikum wr wb..

Beberapa bulan yang lalu sebenarnya saya dapat permintaan untuk menulis artikel tentang ini. Tapi baru kali ini bisa terealisasikan. Sorry ya ☺

Jujur, saya juga bingung mau bercerita tentang apa saat ini. Tapi kata selamat tinggal ini mungkin bisa diartikan sebagai sebuah kesedihan. Atau mungkin juga awal dari kebahagiaan yang baru.

Seorang teman bercerita, betapa susahnya dia melupakan seseorang yang pernah ia cintai. Yah, sangat susah untuknya mengucapkan selamat tinggal walaupun ia sangat ingin. Alasannya berbagai macam. Katanya, ia takut tidak lagi menemukan pengganti, ia takut sendiri, dan lain-lain. Walau sedikit, mungkin saya agak mengerti apa yang sedang berkecamuk di dada teman saya ini. Inikah yang dinamakan galau 😁.

Ayo sini merapat biar aku bisikkan satu hal. Belajarlah untuk berani mengambil sikab. Lebih cepat bukannya lebih baik. Lebih cepat kamu mengambil sebuah keputusan, rasanya akan semakin cepat luka itu sembuh. Jangan lagi bertanya, "bagaimana ya kak? Aku galau". Itu sama saja kamu membiarkan sakit yang ada dihati menjalar ke jantung. Yang tadinya cuma sakit hati, sekarang nambah sakit jantung. Besoknya belum juga berani ngambil sikab, nambah lagi sakit gigi. Alhasil, dunia dirasa penuh dengan rasa sakit.

Coba renungkan sejenak, apa rasanya yang terbaik untuk hidup kita. Bukan bermaksud egois, bukaan. Ada yang yang langsung jawab "ga tahulah kak, aku lagi ga bisa mikir". Makanya calm down. Pejamkan mata, tarik nafas perlahan. Kalau perlu wudhu.

Kalau mau pakai cara saya, biasanya saya bikin list positif negatif. Jika saya melakukan ini, maka positifnya bla bla bla dan negatifnya bla bla bla. Kalau ternyata banyak nilai positifnya, saya akan lanjut. Tapi kalau banyak negatifnya, mau tidak mau dengan sekuat tenaga saya akan lupakan. Kunci dalam memakai cara ini adalah kejujuran dengan diri sendiri. Tidak boleh terbawa perasaan. Saya yakin, kita pasti tahu apa yang terbaik buat diri kita sendiri.

Lalu, bagaimana caranya mengucapkan selamat tinggal?

Hhmmm, mungkin bisa dengan cara baik-baik, bisa juga dengan tegas lantang. Kalau dengan cara baik-baik seperti kita bicara dari hati ke hati. Mencoba sama-sama berfikir dewasa. Misalnya dengan berkata "daripada kita saling menyakiti ketika bersama, lebih baik sekarang kita mengambil jalan kita masing-masing saja (cielaaahh kayak yang pengalaman aja 😄). Masih banyak lagi lah kalimat yang bisa dipakai.
Sementara kalau dengan cara tegas lantang itu, kita pakai saat orang yang mau kita tinggal ga mau ditinggal 😭.  Kalau dengan cara baik-baik ga mempan, mau gimana lagi berarti kita harus mengambil sikab tegas. Sampaikan "loe  gue end".

Memang, tidak segampang seperti apa yang saya tuliskan. Karna apa? Karna kita punya perasaan. Kita masih punya hati yang pernah menjadi tempat tinggal seseorang itu. Cuma yang harus kita tekankan pada diri kita adalah, kita harus punya masa depan yang lebih baik. Fokus melakukan hal baik untuk keberlanjutan langkah kita. Sedih memang, tapi yakinlah, ga akan lama. Anggap saja dia adalah malaikat yang diturunkan Tuhan untuk membantu kita pada waktu itu. Sekarang tugasnya sudah selesai, dan dia harus pergi.

Oya, jadi ingat drama gumiho, katanya kalau tidak salah gini "anggap saja kebersamaan kita selama ini adalah mimpi semalam. Jadi ketika kau terbangun hari ini dari mimpi itu, rasanya jadi tidak akan begitu sakit".

Fighting 😊

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan