Alasan

Suatu hal yang pasti ada ketika dicari, ya itu dia, "alasan". Kita pasti tidak akan kehilangan atau kehabisan yang namanya alasan. Sebelum lanjut, sepertinya saya punya cerita menarik ketika di kampus dulu. Cerita dari seorang dosen dalam menghadapi serangan seribu alasan dari mahasiswanya. Cekedot!

Pada suatu hari 😀, saat musim ujian (musim ujian ya bukan musim ujan), ada dua orang mahasiswa yang datang terlambat. Saat datang, waktu ujianpun sudah habis, time is over. Mereka berdua kompak beralasan bahwa ban mobilnya bocor. Ok, tanpa banyak bertanya lagi sang dosen menerima alasan tersebut, dan mengizinkan mereka ikut ujian susulan keesokan harinya. (Horeeeeee).

Sampai pada waktu ujian, ternyata sang dosen menempatkan mereka pada ruangan yang terpisah. Uniknya lagi, mereka hanya di beri satu soal saja. Satu soal dengan jawaban tidak lebih dari 2 kata. Apakah soalnya? Yap "Ban mobil sebelah mana yang bocor???".  Satu soal ini jika dijawab benar maka nilai ujian semester mereka dapat 100. Jika salah, yah terimalah pendalaman materi satu semester lagi alias "NGULANG".

The end

Alasan, memang mudah sekali menemukannya. Apalagi bagi kita yang selalu atau terbiasa bermain dengan si alasan itu. Kita jadi terlatih untuk terus mencari bahkan membuat alasan itu sendiri. Masih syukur kalau alasan kita itu benar adanya. Seperti, makan ya karna alasan lapar, minum ya karna alasan haus, tidur ya karna alasan ngantuk. Kalau yang seperti ini tentu tidak akan jadi masalah lah ya. Yang jadi masalah jika kita mengada-adakan alasan saja. Tidak masuk kuliah, alasan sakit, padahal karena semalaman suntuk nonton drama. Minta sana minta sini, alasan biaya anak sekolah mahal cabe mahal beras mahal apa-apa mahal, padahal emang dasarnya saja malas berusaha.
Lucunya, padahal kita tahu bahwa setiap perkataan itu adalah doa. Kata-kata ini sangat umum sekali dan sering kita dengar. "Setiap kata adalah doa". Kita beralasan sakit, apa kita tidak takut tiba-tiba kata itu diaminkan malaikat lalu kita sakit berkepanjangan?. Jangan disalahkan, karena memang itulah yang kita minta bukan?. Mau dapat beasiswa pakai surat keterangan miskin palsu, aaiiss cinca.. Kalau saya sih jujur takut sekali hidup dalam kemiskinan. Tapi kenapa kita seakan memintanya?

Jika hari ini kita, terutama saya selalu menggunakan senjata atau bahkan punya segudang senjata berupa alasan yang diada-adakan untuk menolak ini dan itu, untuk menerima ini dan itu, untuk meninggalkan ini dan itu, dan lain-lain, sebaiknya bakar saja dan kemudian berhijrah mencari alasan untuk melakukan hal yang baik. Misalnya mulai sekarang kita mencari alasan untuk tetap rajin berdoa, ya karena doa adalah kekuatan kita sebelum melakukan sesuatu. Kita rajin belajar dan berusaha, ya karena kita tidak bisa terus berharap pada orang lain dan hanya kita yang bisa membantu diri kita sendiri. Dan masiiihh baaanyak lagi. Kita harus punya gudang baru untuk menyimpan alasan untuk melakukan hal positif.


#sedikit, tapi semoga bermanfaat
#menulis untuk mengingatkan diri sendiri

Fighting

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Hanya Perlu Terbiasa #part2