Bagaimana Agar tidak Terganggu Perasaan

Bagaimana agar tidak terganggu oleh perasaan?

Sebagai seorang perempuan, saya sendiri sering mengalami hal ini. Terganggu oleh perasaan-perasaan yang sebenarnya tidak perlu ada. Terlebih ketika kedatangan tamu istimewa setiap bulannya (istimewa karna kalo ga dateng bisa berabe urusan wkwkwk).

Bagaimana agar tidak terganggu oleh perasaan?

Ketika sedang kecewa misalnya, perasaan kita menjadi tidak menentu. Alhasil menatappun jadi tidak lagi bisa fokus. Pernahkah kita melihat tatapan kosong seseorang? Kira2 seperti itu, matanya menatap tapi informasi yang dibawa ke syaraf otaknya bukan lagi apa yang dilihat oleh matanya, tapi hatinya. Makanya tidak jarang ada orang yang jalan kaki tiba-tiba nabrak orang lain (pake mata donk kalo jalan!!), atau lagi masak tiba-tiba tangannya ke iris (ini senetron indonesia punya), atau lagi makan tangannya mau nyuap tapi mulutnya ga kebuka (ada ga ya hihi). Ya kira-kira seperti itu.

Saya punya dua orang teman yang selalu saya sebut sebagai perempuan tanpa perasaan(aga kasar memang, tapi sejauh ini mereka tidak komplein). Supaya tidak salah faham saya sebut nama ya. Namanya Anti dan Esti. Dua-duanya berbadan bongsor menjulang kelangit hehehe. Dua-duanya juga penyuka anime jepang. Sibuk sama imajinasinya sendiri tapi tetap bisa berkuliah dengan sangat baik, dan bahkan berkontribusi memajukan sebuah organisasi. Ketika ada suatu masalah yang menurut saya cukup menguras perasaan, mereka santai masih bisa tertawa sekali-kali mengejek saya. Sekali-kali saya bertanya, bgaimana ya caranya? Jawabannya selalu, "bisa tu nanti". Atau "tenang, bisa-bisa hahaha". Yang paling mengesalkan ketika mereka berkata "emang masalahnya apa?" Hhmmm rasanya saya ingin dudukin badannya yang besar-besar tu.

Kalau ditanya bagaimana wajah mereka? Tentu saja selalu fresh. Eh tunggu, kalau Anti pernah terlihat kusut waktu sibuk penelitian ikannya ngambang-ngambang terus wkwkwk. Itupun dia masih sempet membantu saya dimalam hari pengamatan di lab dengan badan setengah rontok (makasi ya Antii). Kalau esti, hhmm sepertinya belum pernah terlihat kusut, cantik terus dah mirip cewek anime yang dia tonton setiap hari tu (awas terbang ti).

Pagi ini ketika ingin menulis tentang ini, saya kembali membuka perbincangan dengan mereka. Tentu saja melalui chatting. Karena kita sudah sangat jauuhh dimata. Mereka sedang melanjutkan S2, satu di IPB satu masih setia di UR. Walaupun dua-duanya punya cita-cita yang sama yaitu melanjutkan S2 di negri orang, Jepang atau Australia. Namun karena tak ingin lebih terpuruk oleh kegagalan toefl (wkwkwkwk) akhirnya mereka ambil langkah cepat secepat kilat untuk melanjutkannya di tempat yang terjangkau dulu (tenaaang masih panjang perjalanan hihihi).

Pagi ini saya bertanya "kamu ngapain kalo lagi galau" dia jawab apa coba?

"Baca qur'an"

Aku tanya lagi "kalo lagi ga bisa baca?"

"Baca buku"

Beginilah nasib kalau bertanya sama mereka. Jawabannya kongkrit se kongkrit kongkritnya. Ini aku yakin kalau bertatapan langsung pasti dia jawab dengan wajah datar polos kayak jalan baru diaspal tu. Wkwkwkk.

Anyway, jawabannya bener si memang. Apapun yang terjadi, sebaiknya kita kembalilah dulu kepada sang pencipta. Baca Quran untuk menentramkan hati, berdoa agar dada lebih terasa lapang.

Selain itu, kita juga bisa membaca buku-buku yang memotivasi, menginspirasi. Semua masalah datangnya dari fikiran, maka sebaiknya fikiran kita alihkan ke arah yang lebih menyenangkan. 

Ingat, "bahagia itu kita sendiri yang membuatnya".

Ketika perasaan kita sedang terganggu, merasa sedih, kecewa, dan lain sebagainya, biasanya kita ingin sekali bercerita pada seseorang. Sayapun sekarang begitu. Tapi tidak setiap hari ada yang bisa mendengarkan kita. Ada kalanya orang lainpun punya masalah, tidak mungkinkan kita menambah masalahnya dengan masalah kita? Maka sebaiknya, seperti yang dikatakan teman saya tadi, intinya lakukan kegiatan positif, alihkan fikiran kita ke tempat yang lebih baik.

Masalah datang bukan tanpa sebab, jangan lagi bertanya "ya Allah kenapa harus aku, kenapa harus ini harus itu?" yakinlah Karna hanya kita yang sanggup. Bukan orang lain. Setidaknya, dengan datangnya masalah, membuat kita kembali ingat kepada Tuhan kita. Merasa lelah dan akhirnya mengadu lagi padaNya.

Masih muda, merasa galau wajar karena pasti banyak sekali pilihan dalam perjalanan hidup. Yang akan menjalaninya pun kita sendiri. Ada teman ok, tapi tetap kita harus terus memperkuat diri sendiri. Karna yang namanya manusia, sekali-kali bolehlah mereka mengecewakan kita, tidak selamanya berdekatan menemani kita. Kitapun pasti begitu, tidak selamanya kita bisa menemani seseorang dengan wajah yang terus tersenyum. Jadi jangan terlalu banyak menuntut orang untuk terus memperlakukan kita dengan baik.

Semoga kita bisa terus berusaha menjadi pribadi yang baik, baik untuk diri sendiri dan untuk orang lain.

#defighting

Note : untuk Anti sama esti sorry, tapi sejauh mata memandang, kalian memang luar biasa 😊

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan