Kok ga Kerja?? Sayang Sekolahnya.
Yap! Kata-kata ini terus menghantui saya akhir-akhir ini. Setiap kali ada pertemuan keluarga, kerabat, yang ditanyakan selalu hal yang sama. "Kok belum kerja, sayang sekolahnya", atau "mau kerja dimana? Sudah masukin lamaran kemana saja?" Dan sebagainya.
Seperti pagi ini, bukan saat pertemuan keluarga si, tapi saat saya membeli sarapan untuk mengisi perut pagi-pagi. Saat sampai di suatu warung, saya masuk dan ahhh, ada ibu-ibu yang selalu kepo sama urusan keluarga saya. Mau keluar lagi rasanya tidak mungkin, ok saya putuskan untuk menerima segala kenyataan (hikhikhik).
Benar saja, belum satu menit saya disitu saya langsung dihujani pertanyaan.
Sy : saya
Seperti pagi ini, bukan saat pertemuan keluarga si, tapi saat saya membeli sarapan untuk mengisi perut pagi-pagi. Saat sampai di suatu warung, saya masuk dan ahhh, ada ibu-ibu yang selalu kepo sama urusan keluarga saya. Mau keluar lagi rasanya tidak mungkin, ok saya putuskan untuk menerima segala kenyataan (hikhikhik).
Benar saja, belum satu menit saya disitu saya langsung dihujani pertanyaan.
Sy : saya
ik : ibu kepo
iw : ibu warung
ik : jadi kamu sudah tamat kuliah ya?
Sy : Alhamdulillah sudah
ik : lulusan apa?
Sy : Budidaya perairan fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau ( gaga saya ga jawab sedetail ini sih, takut ibunya bingung)
ik : oowh, jadi kalo tamat dari situ tu mau kerja dimana? (Aiih nadanya mulai berbau gosong di hidung saya)
Sy : hhmm(mulai memilah kata yang tepat untuk ibu-ibu ini), kalo mau kerja dikantoran bisa di dinas perikanan, kan kita punya kementrian perikanan. Tapi kalo mau jadi pengusaha juga bisa dibidang perikanan banyak yang bisa dijadikan usaha kalo punya modal (saya berusaha menjawab sesederhana mungkin agar mudah difahami seorang ibu-ibu kepo).
ik : oowh, kenapa ga mau honor aja? Sayangkan sekolahnya tinggi-tinggi (pertanyaan wajar si bagi orang awam).
sy : (just smile)
ik : sekolah tinggi-tinggi kok pada dagang, percuma aja sekolah, saya juga ga tamat SD bisa dagang. Saya kalo nyekolahin anak ya tujuannya supaya nanti tamat kuliah bekerja xxxxxxxxxxxxxxx.. (kuping saya mulai mau meledak)
sy : (mencoba mengalihkan perhatian dengan pura2 memesan makanan)
iw : orang sekolah ya untuk mencari ilmu toh buk.
sy : (merasa mendapat pertolongan langsung ga tahan juga untuk bangkit menyerang balik hihihi) iya buk bener tu, masalah rejeki mah sudah ada yang ngatur, kalo keluarga saya rejekinya dari dagang mungkin buk.
ik : xxxxxxx (masih mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan berbagai dalil purbakalanya)
iw : orangkan hobi nya beda-beda buk, ga harus kerja kantoran untuk dapat uang kalo tujuan sekolah untuk mudah dapat uang.
sy : (wah, ibu warung kok cerdas ya) iya buk, menurut saya sih tujuan sekolah untuk bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Supaya bisa berfikir waras.
ik : (sunyi senyap mungkin merasa diserang dari dua arah tak ada yang menolongnya).
iw : ibu ga merasakan aja jadi bisa ngomong gitu, ya kan de?( lho ibu warung tajem banget)
Sy : (just smile)
ik : jadi berapa semuanya bu? Pisang goreng 2 bakwan 2 lontong 1? (setelah bayar langsung pergi, dalam hati saya bersorak Alhamdulillah ya Allah... )
Saya tidak berani mengatakan bahwa apa yang menjadi pendapat ibu kepo itu salah. Memang begitulah pendapat kebanyakan orang. Setiap orang berhak berpendapat bukan?? Namun, apa boleh saya berpendapat juga untuk hal ini??
Saya harap pendapat saya dibaca dengan hati yang sejuk.
Kenapa saya mengatakan berdampak tidak baik jika tujuan sekolah hanya untuk mencari pekerjaan dengan pakaian rapih alias dari kantor ke kantor? Ini pendapat saya lho ya... jika itu tujuan utamanya, saya jadi ingat kisah pak kemet dalam sinetron dunia terbalik (sinetronnya mak gue ni), disitu pak kemet bercerita, kalau orang tua zaman dahulu, kalau melihat pemuda rajin kemesjid, para orangtua langsung berebut untuk dijodohkan dengan putrinya. Kalau zaman sekarang, orangtua kalau melihat pemuda pake jas, keluar masuk mobil, para orang tua berebut untuk menjodohkan dengan putrinya.
Akibatnya apa?? Pemuda zaman dulu, jadi berlomba-lomba datang kemesjid supaya bisa memilih gadis impiannya. Sementara pemuda zaman sekarang apa yang terjadi?? Berlomba-lomba berpenampilan parlente, sikut sana sikut sini dalam berusaha menumpuk harta, akibatnya segala cara mereka lakukan. Yah korupsi, yah berbuat tidak baik kepada lawan bisnisnya, macam-macam sampai tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia. Tidak heran berita di tv isinya negatif semua rata-rata.
Sekali lagi, saya tidak menyalahkan orang lain ketika bertanya kepada saya kenapa saya tidak memilih bekerja dikantoran tapi memilih berkotor ria dengan kerambah kecil-kecilan saya. Saya hanya ingin orang lain juga memahami posisi saya, impian saya, cita-cita saya pribadi. Setiap orang, saya yakin seyakin-yakinnya punya harapan untuk hidup layak, menjadi seorang bos misalnya. Tapi setiap orang punya jalan sendiri-sendiri untuk mencapainya. Sekolah itu untuk memberikan pengajaran kepada kita tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat. Sejelek-jelek apapun sekolah, setidaknya ada satu orang guru yang memberikan kita ilmu yang membawa kebaikan kepada kita. Tidak mengajarkan mencuri, berjudi, pakai narkoba, seks bebas, dan lain-lain. Paling tidak kita juga bisa belajar dari teman-teman yang selalu berfikir positif, berfikir maju, mengingatkan ketika salah. Saya rasa itu yang saya dapatkan ketika bersekolah. Tidak tahu kalau orang lain..
Terimakasih buat ibu warung atas pengertiannya, dan mohon maaf buat ibu kepo, semoga tidak berfikir negatif tentang keluarga saya. Yang harus kita fahami adalah, "walau setiap orang memiliki status yang berbeda, tapi setiap orang memiliki tingkat harga diri yang sama"(ip man).
#fighting
ik : lulusan apa?
Sy : Budidaya perairan fakultas perikanan dan ilmu kelautan Universitas Riau ( gaga saya ga jawab sedetail ini sih, takut ibunya bingung)
ik : oowh, jadi kalo tamat dari situ tu mau kerja dimana? (Aiih nadanya mulai berbau gosong di hidung saya)
Sy : hhmm(mulai memilah kata yang tepat untuk ibu-ibu ini), kalo mau kerja dikantoran bisa di dinas perikanan, kan kita punya kementrian perikanan. Tapi kalo mau jadi pengusaha juga bisa dibidang perikanan banyak yang bisa dijadikan usaha kalo punya modal (saya berusaha menjawab sesederhana mungkin agar mudah difahami seorang ibu-ibu kepo).
ik : oowh, kenapa ga mau honor aja? Sayangkan sekolahnya tinggi-tinggi (pertanyaan wajar si bagi orang awam).
sy : (just smile)
ik : sekolah tinggi-tinggi kok pada dagang, percuma aja sekolah, saya juga ga tamat SD bisa dagang. Saya kalo nyekolahin anak ya tujuannya supaya nanti tamat kuliah bekerja xxxxxxxxxxxxxxx.. (kuping saya mulai mau meledak)
sy : (mencoba mengalihkan perhatian dengan pura2 memesan makanan)
iw : orang sekolah ya untuk mencari ilmu toh buk.
sy : (merasa mendapat pertolongan langsung ga tahan juga untuk bangkit menyerang balik hihihi) iya buk bener tu, masalah rejeki mah sudah ada yang ngatur, kalo keluarga saya rejekinya dari dagang mungkin buk.
ik : xxxxxxx (masih mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan berbagai dalil purbakalanya)
iw : orangkan hobi nya beda-beda buk, ga harus kerja kantoran untuk dapat uang kalo tujuan sekolah untuk mudah dapat uang.
sy : (wah, ibu warung kok cerdas ya) iya buk, menurut saya sih tujuan sekolah untuk bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Supaya bisa berfikir waras.
ik : (sunyi senyap mungkin merasa diserang dari dua arah tak ada yang menolongnya).
iw : ibu ga merasakan aja jadi bisa ngomong gitu, ya kan de?( lho ibu warung tajem banget)
Sy : (just smile)
ik : jadi berapa semuanya bu? Pisang goreng 2 bakwan 2 lontong 1? (setelah bayar langsung pergi, dalam hati saya bersorak Alhamdulillah ya Allah... )
Saya tidak berani mengatakan bahwa apa yang menjadi pendapat ibu kepo itu salah. Memang begitulah pendapat kebanyakan orang. Setiap orang berhak berpendapat bukan?? Namun, apa boleh saya berpendapat juga untuk hal ini??
Saya harap pendapat saya dibaca dengan hati yang sejuk.
Menurut saya, kalaulah tujuan kita sekolah setinggi langit hanya untuk mendapat pekerjaan yang mapan atau berpakaian rapih ala orang kantoran, sepertinya ini akan berdampak tidak baik. Dulu, ada seorang dosen saya yang selalu menertawakan mahasiswanya jika bermimpi untuk menjadi pagawai negri. Katanya, banyak hal yang bisa kami lakukan daripada harus menjadi seorang pegawai negri. Apalagi kami lulusan perikanan budidaya yang seharusnya memberikan lapangan pekerjaan bagi orang lain. "Kita bos nya!!" Teriaknya di ruang kelas.
Kenapa saya mengatakan berdampak tidak baik jika tujuan sekolah hanya untuk mencari pekerjaan dengan pakaian rapih alias dari kantor ke kantor? Ini pendapat saya lho ya... jika itu tujuan utamanya, saya jadi ingat kisah pak kemet dalam sinetron dunia terbalik (sinetronnya mak gue ni), disitu pak kemet bercerita, kalau orang tua zaman dahulu, kalau melihat pemuda rajin kemesjid, para orangtua langsung berebut untuk dijodohkan dengan putrinya. Kalau zaman sekarang, orangtua kalau melihat pemuda pake jas, keluar masuk mobil, para orang tua berebut untuk menjodohkan dengan putrinya.
Akibatnya apa?? Pemuda zaman dulu, jadi berlomba-lomba datang kemesjid supaya bisa memilih gadis impiannya. Sementara pemuda zaman sekarang apa yang terjadi?? Berlomba-lomba berpenampilan parlente, sikut sana sikut sini dalam berusaha menumpuk harta, akibatnya segala cara mereka lakukan. Yah korupsi, yah berbuat tidak baik kepada lawan bisnisnya, macam-macam sampai tidak bisa diterima oleh akal sehat manusia. Tidak heran berita di tv isinya negatif semua rata-rata.
Sekali lagi, saya tidak menyalahkan orang lain ketika bertanya kepada saya kenapa saya tidak memilih bekerja dikantoran tapi memilih berkotor ria dengan kerambah kecil-kecilan saya. Saya hanya ingin orang lain juga memahami posisi saya, impian saya, cita-cita saya pribadi. Setiap orang, saya yakin seyakin-yakinnya punya harapan untuk hidup layak, menjadi seorang bos misalnya. Tapi setiap orang punya jalan sendiri-sendiri untuk mencapainya. Sekolah itu untuk memberikan pengajaran kepada kita tentang ilmu-ilmu yang bermanfaat. Sejelek-jelek apapun sekolah, setidaknya ada satu orang guru yang memberikan kita ilmu yang membawa kebaikan kepada kita. Tidak mengajarkan mencuri, berjudi, pakai narkoba, seks bebas, dan lain-lain. Paling tidak kita juga bisa belajar dari teman-teman yang selalu berfikir positif, berfikir maju, mengingatkan ketika salah. Saya rasa itu yang saya dapatkan ketika bersekolah. Tidak tahu kalau orang lain..
Terimakasih buat ibu warung atas pengertiannya, dan mohon maaf buat ibu kepo, semoga tidak berfikir negatif tentang keluarga saya. Yang harus kita fahami adalah, "walau setiap orang memiliki status yang berbeda, tapi setiap orang memiliki tingkat harga diri yang sama"(ip man).
#fighting
Yehaaa..
ReplyDeleteaktif disini rupanya (gua cariin juga) 😀
Tita??
Deleteselamat dataang :)
loe dah ada suami masi nyariin gua aja :D
Like this kak dee.. semoga umil jg tetap semangat dengan flanemil ny ,, mohon doanyaa :)
ReplyDeleteAmiin.. semangat umiill ☺
DeleteBarakallhu Dede...samaan kita mahh ����
ReplyDelete😊
Delete