Kita

Aku dan kamu, menjadi kita.

Hmmm, pernahkan kamu berfikir, kenapa kita ditemukan? Apakah untuk mendengarkan dan didengarkan? Untuk memberi atau menerima? Atau bahkan, untuk meninggalkan dan ditinggalkan? Pada akhirnya kata “kita” tidak lagi pernah ada. Kata seorang teman, hidup ini hanya perputaran peristiwa meninggalkan atau ditinggalkan. Saat ini, aku ataupun kamu bisa saja sedang menyukai seseorang. Segala kata cinta terungkapkan seakan tidak ada habisnya. Satu hal yang wajar. Itu berarti hati kita masih hidup. Tapi dipersimpangan jalan sana, masihkah kita yakin rasa suka itu akan tetap ada?

Begitulah, rasa suka bisa kapan saja berubah menjadi benci, begitupun sebaliknya. Bahkan terkadang, rasa itu berubah tanpa ada peringatan atau aba-aba. Jika ada, tentu kita bisa menyiapkan obat sakit hati yang akan kita dapatkan nanti.

Hari ini jika kita ditinggalkan seseorang yang kita sukai, kita menangis seakan kehilangan segala cinta yang kita punya. Tapi esok, saat harapan baru datang, kita akan cepat tersenyum kembali. “Dengan berjalannya waktu, setiap luka akan sembuh”.
Kata “kita” pun akan hadir kembali.

Begitulah mungkin seterusnya. Mungkin, memang seperti itulah hakikat dari kehidupan kita di dunia ini. Setiap pertemuan, akan ada kata perpisahan. “Kebahagiaan yang kita dapatkan hari ini, belum tentu bisa kita rasakan esok hari”.
Namun setidaknya, “Kita tidak berharap menjadi yang terbaik dalam kehidupan seseorang, tapi sebisanya, kita bukan termasuk ke dalam orang-orang yang terburuk pada perjalanan hidup seseorang”.

Kritik dan saran nagisa77dede@gmail.com

Atau isi kolom komentar ya

#Saveyourheart

#Belajarnulis

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan