Bagaimana Kalau Kita Berbaikan Saja?

Manusia vs manusia. Rasanya wajar dalam kehidupan ini ada perbedaan. Kenapa kita harus selalu memaksakan, agar kita harus selalu sama? Sepertinya itu tidak mungkin terjadi. “Aku adalah aku. Dan kamu adalah kamu”.
Perjalanan hidup kita hanya sebentar, bagaimana kalau kita berbaikan saja? Daripada kita menghujad, mencela, memandang buruk atas apa yang orang lain lakukan, apakah tidak lebih baik kita menerangi rumah kita masing-masing? Dengan harapan, sinar rumah kita memberikan kebaikan bagi orang-orang sekitar kita.

Bagaimana kalau kita berbaikan saja?

Kita ambil peran kita masing-masing. Sesekali kita berkompetisi, sesekali kita tertawa bersama. “hati ini ingin sekali rasanya untuk berdekatan dengan hatimu. Agar kita tak lagi harus berteriak untuk menyampaikan sesuatu. Cukup dengan berbisik atau tatapan mata, lalu kamu menanggapi dengan tersenyum  menganggukkan kepala”. Indahnya jika itu terjadi.

Bagaimana kalau kita berbaikan saja?

Aku punya cinta. Kamupun sama. Aku tidak mungkin rasanya mencintai apa yang kamu cintai saat ini, begitupun kamu. Aku tidak akan memaksa kalau kita harus sama. Namun, apakah lebih baik cinta yang kita punya adalah cinta yang memberikan energi positif bagi diri kita masing-masing. Aku perjuangkan cintaku, lalu aku menjaganya dengan baik. Aku harap kamupun begitu.

Bagaimana kalau kita berbaikan saja?

Kita belajar untuk menjadi dewasa. Aku ingin menjadi lebih dewasa. Tentunya dewasa dalam bersikap. Kamu tentu tahu, bagaimana seharusnya orang dewasa bersikab? Tolong tegur aku jika aku mulai lupa, begitu juga kamu, aku harap kamu tidak akan marah jika aku menegurmu atas lupamu. Dengan begitu, setidaknya antara aku dan kamu, tidak lagi menganggap perbedaan kita sebagai kesalahan.

Jadi, bagaimana kalau kita berbaiakan saja?

Kritik dan saran nagisa77dede@gmail.com

#CurhatsayangIndonesiaRaya

#Belajarnulis

Comments

Popular posts from this blog

Without Allah I'm nothing

Awak ni Apeelaaah

Bertahan Pada Keyakinan